Dalam akuntansi, debit selalu
bertambah dan kredit selalu berkurang. Lain halnya pada use dan source of fund,
debet tidak selalu bertambah dan kredit juga tidak selalu berkurang. Untuk
lebih jelas lihat contoh berikut :
Use of Fund
|
Source of Fund
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
Cash
Reserves
|
Deposit
|
Loan
|
Securities
|
Securities
|
Capital
|
Other
Asset
|
|
|
|
(+)
Debit
|
(-)
Debit
|
(-)
Kredit
|
(+)
Kredit
|
|
|
Dina nabung 10juta secara tunai
di bank artinya tabungan bertambah di kredit dan kas bertambah di debit. Jika
ia menabung secara kredit maka tabungannya bertambah di kredit dan berkurangnya
deposito di debit. Jika Dina meminjam uang ke bank maka bunga pinjaman (loan)
bertambah di Asset (debit) à
tabungan bertambah di Liabilities (kredit), ini disebut pinbuk (pemindahan
buku).
MEKANISME KLIRING
Kliring adalah penyelesaian
utang-piutang antar bank yang berbeda tetapi masih di dalam satu wilayah. Untuk
memahami mekanisme kliring, lihat kasus-kasus berikut ini :
Kasus I (pembelian barang)
Dina ingin membeli barang kepada
Jaka sebesar 50 juta (line biru). Dia membayar ke Jaka dengan uang yang ia
simpan di Bank BRI Jakarta dalam bentuk giro. Uang Dina dicairkan namun tidak
bisa langsung dibayar ke Jaka, asalkan City Bank Jakarta memberi uangnya ke
Jaka melalui perantara yaitu Bank Indonesia (BI). Sebagai perantara, BI baru
ingin mengeluarkan uang jika mereka harus memberi R/K pada BI (Giro Wajib
Minimun) dengan syarat minimal 8% dari deposit. Prosesnya, setelah Jaka meminta
City Bank mencairkan cek tersebut, lalu
City Bank mengirim surat kepada BI yang disebut Nota debet keluar. Kemudian
BI menerima surat itu dan disampaikan ke Bank BRI yang dinamakan Nota
debet masuk. Maka R/K (Rekening Koran) pada BI (debit) dan tabungan Jaka
(kredit) akan bertambah 50 juta, sedangkan R/K pada BI (kredit) dan giro Bank
BRI (debit) berkurang 50 juta Sedangkan di BI R/K City Bank (kredit) akan
berkurang dan R/K pada Bank BRI akan
bertambah (debit).
Bank
BRI
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
Kr.
R/K pada BI (-)
|
Db.Giro
Bank BRI (-)
|
City
Bank
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
Db.
R/K pada BI (+)
|
Kr.
Tabungan Jaka (+)
|
Bank
Indonesia
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
|
Db.
R/K bank BRI (+)
Kr.R/K
City Bank (-)
|
Kasus II (memberi hadiah)
Pada kasus ini, Jaka memberikan
hadiah ke Dina berupa uang 100 juta (line orange), karena Dina salah satu
customer setianya. Jaka mengirimkan uang melalui City Bank melalui rekening
gironya. Dengan demikian City Bank akan mengirimkan nota kredit keluar ke BI,
kemudian BI akan mengirimkan nota kredit masuk ke Bank BRI, maka yang terjadi
adalah R/K Bank BRI (debit) dan giro Bank BRI (kredit) akan bertambah 100 juta,
sedangkan R/K pada BI (kredit) dan tabungan Jaka (debit) akan berkurang 100
juta. Sedangkan di BI R/K City Bank (debit) akan bertambah dan R/K pada Bank BRI (kredit) akan berkurang.
Bank
BRI
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
Db.
R/K pada BI (+)
|
Kr.Giro
Bank BRI (+)
|
City
Bank
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
Kr.
R/K pada BI (-)
|
Db.
Tabungan Jaka (-)
|
Bank
Indonesia
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
|
Kr.
R/K bank BRI (-)
|
|
Db.R/K
City Bank (+)
|
Kasus III (penolakan kliring)
Berdasarkan kasus I, apabila
tabungan Jaka yang ada di Bank BRI tidak
mencapai 50 juta, maka Bank BRI akan mengirimkan surat penolakan kliring ke BI,
kemudian BI akan mengirim surat itu kembali ke City Bank. Peristiwa ini disebut
“Penolakan Kliring” (lihat line merah) sehingga Joko akan masuk ke “Black
List”nya BI. Jika terjadi penolakan seperti ini, maka rekening akan berubah
menjadi :
Bank
Indonesia
|
ASSETS
|
LIABILITIES
|
|
Kr.
R/K bank BRI (-)
|
|
Db.R/K
City Bank (+)
|
Rekening Bank BRI
|
Tabungan
Jaka
|
|
R/K
pada BI
|
|
|
Rekening City Bank
|
R/K
pada BI
|
|
Giro
|
Dalam ketiga kasus di atas,
terdapat macam-macam surat yang di kirim BI ke bank peserta kliring dan efeknya
terhadap saldo nasabah pada bank yang dituju pada BI.
Surat
|
Saldo
di BI
|
Nota debit masuk
|
-
|
Nota debit keluar
|
+
|
Nota kredit masuk
|
+
|
Nota kredit keluar
|
-
|
Tolakan
|
+/-
|
Jumlah
|
+/-
|
Jika saldo di BI plus (+) maka
bank tersebut dikatakan menang kliring,
dan dana di BI akan bertambah, namun jika minus (-) maka bank tersebut
kalah kliring. Jika kliringnya kalah, maka harus meminjam dana untuk mencapai
GWM (Giro Wajib Minimum) kepada peserta kliring yang menang, hal ini disebut
Call Money. Namun jika suatu saat bank tersebut tidak sanggup embayar hutang
kliringnya, maka BI memiliki wewenang untuk melikuidasi bank tersebut.
Kekalahan kliring tidak berpengaruh pada likuiditas bank, tetapi akan berpengaruh
jika saldo R/K bank tersebu di BI tidak memenuhi GWM. Sebagai contoh :
Dina nasabah Bank BRI
Deposito è 100 juta
GWM Dina (8%) è 8 juta
Kalah
kliring è 2 juta
Total saldo
6 juta
Jaka nasabah City Bank
Deposito è 100 juta
GWM Jaka
(8%) è 10 juta (8% LRR; 2% ER)
Menang
Kliring è
2 juta
Total saldo 12 juta
Pada contoh
kasus di atas, Bank BRI kalah kliring dengan saldo 6 juta, jumlah itu kurang
dari GWM yang ditetapkan oleh BI yaitu 8% dari deposito nasabah. Jadi Bank BRI
harus melakaukan Call money dengan City Bank untuk menutupi GWM. Bank BRI harus
melakukan Call Money sebesar 2 juta ke City Bank yang merupakan salah satu
peserta bank yang menang kliring dengan hitungan bunga per night. Tetapi dengan
syarat jika City Bank meminjamkan uangnya ke Bank BRI, GWM di City Bank juga
tidak boleh kurang dari GWM. Dari contoh terlihat bahwa total City Bank
melebihi GWM yaitu 2%, ini dinamakan Excess Requirement atau kelebihan dari minimum.
MEKANISME TRANSFER
Mekanisme transfer sama seperti
kliring hanya saja transfer bisa dilakukan ke antar kota. Secara umum, transfer
adalah pemindahan sejumlah nilai uang/giro dari satu cabang ke cabang lain pada
bank yang sama atau bank lain untuk dibayarkan ke pihak yang bersangkutan secara tunai maupun rekening. Ini disebut
Rekening Antar Kantor (RAK).
Kasus I
Dina sebagai nasabah Bank BRI
Jakarta akan mentransfer giro ke saudaranya Joko yang berada di Mapi, Papua.
Hal ini tidak akan mungkin sampai ke BPD Papua Mapi jika tidak melalui
bank-bank lainnya. Maka dari ini, untuk melakukan transfer terlebih dahulu giro
tersebut ditransfer ke BRI yang ada di Makasar, kemudian terjadi kliring antara
Bank BRI di Makasar dengan BPD Papua yang ada di Makasar juga, selanjutnya giro
tersebut baru bisa di transfer ke BPD Papua di Mapi.
Kasus II (Perantara Beda Wilayah)
Pada kasus ini, Fina akan
melakukan transfer dari Bank Niaga Jakarta ke Dera yang merupakan nasah BPD
Papua Mapi. Akan tetapi di Papua tidak ada Bank Niaga, kebetulan Bank Niaga
Cuma ada di Jakarta. Maka giro Fina akan di kliring terlebih dahulu ke BRI
Jakarta, kemudian akan ditransfer ke BRI Makasar selanjutnya akan di kliring
lagi ke BPD Papua yang ada di Makasar, selanjutnya akan di transfer ke BPD
Papua Mapi.
Kasus III
Deni yang berada di Arab (Bank of
Saudi) akan mentransfer giro ke Kiki yang ada di Jakarta (Bank Mandiri). Agar
transaksi menjadi lancar bisa dilakukan dengan cara mail transfer/ bank draft
oleh Deni ke Kiki, sebelumnya uang yang ingin dikirim harus dimasukkan ke Bank
of Saudi dengan imbalan surat bank draft yang akan Deni kirim melalui pos antar
negara. Tiba surat tersebut ditangan Kiki, maka Kiki bisa menukarkan surat
tersebut ke Bank Mandiri di Jakarta. Atau Bank of Saudi akan mengirimkan
payment order ke Bank Mandiri Jakarta, dan Bank Mandiri akan memanggil Kiki
untuk mengambil uang tersebut. Transaksi ini bisa dilakukan jika kedua bank
tersebut mempunyai hubungan Correspondent Bank.
PORTOFOLIO KEUANGAN
Assets
Cash Reserves yang disimpan dalam
bentuk kas dan R/K pada BI, semua uang yang ada di Cash Reserves berasal dari
deposit kecuali jika dia ada Call Money maka melibatkan Securities. Lanjut ada
dua aturan pada Loan, yaitu LDR (Loan to Deposit Ratio) maksimal 110% (100%
dari deposito; 10% dari capital), kemudian KUK (Kredit Usaha Kecil) atau KIK
(Kredit Investasi Kecil) minimal 20% dari loan. KUK harus diambil dari tabungan
karena jika diambil dari giro (fluktuatif) dan deposito akan menyebabkan
negative miss match. Kemudian securities yang ada di Asset tandanya pembelian,
yang digunakan untuk mebeli obligasi dan
saham di pasar modal, memberikan Call Money pada bank lain di pasar uang antar
bank dan memberi pinjaman holding.
Liabilities
Deposito berasal dari tabungan,
giro dan deposito masyarakat, sementara securities pada Liabilities artinya
penjualan, kebalikan dari Securities di Assets.
PEMBERIAN NOMOR REKENING NASABAH
Setiap nasabah bank memiliki
nomor rekening dan nasabah yng bebeda dansetiap kantor bank memiliki nomor,
untuk mempermudah pengelompokkan di neraca Assets dan Liabilities (deposit).
|
|
|
ASSETS
|
Liabilities
|
|
Giro
2.1
|
|
Tabungan
2.2
|
|
Deposito
2.3
|
|
Setiap hari bank selalu melakukan
proses akhir hari per saldo rekening yang terjadi pada hari tersebut. Dan pada
akhir bulan bank juga menghitung saldo akhir bulan per rekening yang nantinya
akan menjadi saldo awal bulan selanjutnya. Perhitungan saldo akhir bulan yaitu:
Saldo akhir bulan = saldo akhir
hari + bunga
Mencari Bunga Tabungan
Untuk mencari bunga tabungan ada
tiga cara :
1.
Saldo terendah dihitung dengan cara mengalikan
saldo terendah dalam satu bulan dengan % i dan hari bunga dibagi 365 hari.
2.
Saldo rata-rata, yaitu dengan merata-ratakan saldo
satu bulan.
3.
Saldo harian yaitu dengan cara menghitung bunga
setiap hari selama sebulan lalu dijumlahkan.
Rumus perhitungan bunga tabungan
Note : 365 hari pada Liabilities, jika pada aset 360 hari
Sebagai contoh :
Tanggal
|
Saldo
|
|
03-Mei
|
50
juta
|
|
07-Mei
|
60
juta
|
|
10-Mei
|
45
juta
|
|
18-Mei
|
35
juta
|
èsaldo terendah
|
01-Jun
|
35
+ xxx
|
|
|
|
|
Note
: tingkat suku bunga 10%
|
Menghitung Bunga Kredit
Untuk menghitung bunga kredit ada
2 cara, yaitu :
1.
Flat (Fix Rate)
Flat adalah bunga yang besarnya sama setiap bulannya,
biasanya diterapkan pada hutang jangka, investasi dan leasing jangka panjang.
Sementara bunga annuitas besar bunga yang dibayarkan tiap bulannya berbeda,
biasanya diterapkan pada credit card. Contoh : Atun meminjam uang sebesar
10 juta, tingkat bunga 10%/thn selama 3 tahun pinjaman. Maka tingkat bunganya
mnenjadi 30%/3thn untuk pinjaman 10 juta. Hasil cicilan bunga akan tetap selama
3 tahun sebesar:
2.
Anuitas à
contoh : kredit
Tanggal
|
Total kredit atun; bunga 15%
|
Saldo
|
10-Mei
|
tunai
30 juta
|
30
juta
|
13-Mei
|
Pinbuk
pada tabungan 20 juta
|
50
juta
|
18-Mei
|
pinbuk
pada deposito 20 juta
|
70
juta
|
20-Mei
|
pinuk
kredit deposito 15 juta
|
55
juta
|
Note
: Jika bunga deposito naik, maka bunga
kredit juga naik.