Selasa, 05 Februari 2013

XBRL sebagai sistem e-reporting bisnis


BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pelaporan keuangan sering timbul seiring dengan berkembangnya dunia usaha. Tantangan untuk bersaing serta membangun peluang usaha meningkat begitu cepat. Sebuah perusahaan akan memperoleh keuntungan jika mereka mampu menyesuaikan struktur perusahaan dan mengembangkan serta memanfaatkan instrumen keuangan yang lebih inovatif.
User harus mampu beradaptasi dengan perubahan dunia usaha yang semakin cepat. Untuk itu, sudah saatnya user memulai mengambil tindakan-tindakan yang menjamin utilitas perusahaan di masa depan. Dalam hal ini, penggunaan dan pemanfaatan teknologi (TI) sangat penting untuk mendapatkan informasi pelaporan keuangan yang akurat.
Salah satu pemanfaatan TI dalam industri keuangan adalah dengan diterapkannya sistem pelaporan data dan informasi keuangan secara on-line (online financial reporting). Salah satu contoh sistem pelaporan yang dapat dianalisis dengan relatif cepat adalah sistem TI yang berbasis XML. Sistem tersebut  adalah XBRL. Pelaporan keuangan yang dipublikasikan dengan format XBRL akan memudahkan pihak internal maupun eksternal dalam melakukan analisis laporan. Dengan format tersebut, siapapun pihak yang memerlukan data dengan mudah akan mendapatkannya dan melakukan analisis tanpa harus khawatir kehilangan konsistensi data dan informasi.
XBRL adalah akronim dari eXtensible Business Reporting Language atau yang biasa disebut dengan pelaporan keuangan universal yang merupakan format baru laporan keuangan dengan menggunakan perintah (tag) yang biasa digunakan di internet, sehingga tampilan laporan keuangan tersebut bisa di akses, di analisis dan di bandingkan dengan lebih mudah. XBRL merupakan sistem pelaporan berbasis standar terbuka yang dibangun untuk mengakomodasi persiapan elektronik dan pertukaran laporan bisnis di seluruh dunia. XBRL perkembangan dari XML (eXtensible Markup Language) yang menjadi sarana standar mengkomunikasikan informasi antara perusahaan dan di internet. XBRL bukan merupakan suatu produk software. XBRL merupakan suatu open standar dan bersifat gratis (royalty-free) yang disusun oleh XBRL International Inc (www.xbrl.org).
XBRL berasal dari revolusi teknologi dalam penyelesaian yang akan mempengaruhi bagaimana laporan keuangan dipersiapkan. XBRL memnungkinkan laporan  keuangan yang akan dikomunikasikan dan diproses secara otomatis oleh perangkat lunak komputer, memberikan manfaat besar dalam kecepatan dan efisiensi, peghematan biaya dan meningkatkan akurasi untuk semua yang menggunakan laporan keuangan.
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi (TI), tapi lebih dari itu adalah kesiapan standarisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group (PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan. Group ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian XBRL untuk  lingkungan pelaporan keuangan di Hongkong.
Dari penjelasan tersebut kelihatan bahwa pengembangan dan implementasi XBRL di suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari seluruh partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.


Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan format laporan dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL dalam pelaporan keuangan secara elektronik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sejarah XBRL
Pada bulan April 1998, Charlie Hoffman, seorang CPA dengan perusahaan Knight Vale dan Gregory di Washington memiliki gagasan XML sebagai cara untuk mengubah pelaporan bisnis. Charlie mulai mengebangkan prototipe dari laporan keuangan dan jadwal audit yang menggunakan XML. Charlie memberitahu Wayne Harding, Ketua High Tech Task Force dari AICPA pada bulan Juli 1998 tentang potensi menggunakan XML dalam pelaporan keuangan. Wayne meminta Charlie untuk memberikan pengarahan ke AICPA High Tech Task Force tentang XML pada bulan September 1998.
AICPA High Tech Task Force menciptakan “deskripsi produk” untuk mengusulkan pembentukan set prototipe laporan keuangan menggunakan XML oleh AICPA. Keren Waller, CPA, staf AICPA dan anggota dari High Tech Task Force membantu dalam menciptakan “deskripsi produk” ini. Pada tanggan 2 Oktober 1998, Wayne Harding mempresentasikan hasil High Tech Task Force ke komite AICPA pada Komite Organisasi. Sebagai hasil dari presentasi ini, AICPA bertekad untuk mendanai proyek dalam membuat satu set prototipe laporan keuangan XML.
Pada tanggal 31 Desember 1998, prototipe yang dikembangkan oleh Charlie Hoffman dan Mark Jewett (Erutech) selesai. Jeffery Ricker (XML solution) berkontribusi pada prototipe awal. Perusahaan CPA Knight, Vale dan Gregory, penjamin 50% dari biaya pengembangan prototipe awal. Pada tanggal 15 Januari 1999, prototipe ini telah disampaikan kepada AICPA. Weyne dan Charlie meyakinkan AICPA bahwa XML adalah penting bagi profesi akuntansi.
AICPA meminta agar rencana bisnis bersiap-siap untuk melihat kedalam kasus bisnis untuk XML dan khususnya XML berbasis laporan keuangan. Proyek ini adalah sebuah kode yang dinamai dengan XFRML. Rencana bisnis itu diciptakan oleh Charlie Hoffman, CPA (Independent BPA), Weyne Harding, CPA (Great Plains), Eric Cohen, CPA (Cohen Computer Consulting), dan Loius Matherne, CPA (Direktur TI AICPA).
Pada tanggal 17 Juli 1999, Dewan Direksi AICPA bertekad untuk mendanai upaya XFRML. Kemudian pada 17 Juli 1999, 12 perusahaan dengan cepat bergabung dengan bisnis ini bersama dengan AICPA sebagai anggota Komite Pengarah XFRML. Komite Pengarah awal termasuk : AICPA, Arthur Andersen LLP, Delloite & Touche LLP, e-konten perusahaan, Ernst & Young LLP, FreeEDGAR.com, Inc (sekarang Edgar Onmile, Inc), FRx Software Corporation, Great Plains, KPMG LLP, Microsoft Corporation, Price Weathe Rhouse Coopers LLP dan Woodburn Group.
AICPA mulai melaksanakan rencana bisnis pada tanggal 30 Agustus 1999, ketika mengumumkan bahwa spesifikasi pelaporan keuangan XML akan dibuat. Charlie Hoffman menciptakan prototipe experimental dari awal XFRML pada Juli 1999. Prototipe ini selesai pada tanggal 13 Oktober 1999. Laporan keuangan dari 10 perusahaan diciptakan untuk lebih menguji konsep XML berbasis laporan keuangan.
Pertemuan pertama Komite Pengarah XFRML berlangsung di kantor AICPA New York pada 14 Oktober 1999. Nama organisasi itu resmi berubah menjadi komite pengarah XBRL pada tanggal 6 April 2000. Pada tanggal 31 Juli 2000, komite XBRL mengumumkan peluncuran pertama dari spesifikasi pertama untuk perusahaan-perusahaan AS, XBRL untuk laporan keuangan. Keanggotaan dalam komite pengarah XBRL berkembang menjadi lebih dari 50 entitas, termasuk beberapa organisasi profesi internasional.
2.2  Manfaat dan penggunaan XBRL
XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis bisnis. Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya, penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan pengambilan keputusan.
XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk beralih sumber daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan perbandingan, perakitan dan re-entry data. XBRL dibantu oleh software yang dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi XBRL.
Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk mengumpulkan informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga ekonomi, bursa efek, perusahaan informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka yang memproduksi atau menggunakannya, termasuk akuntan, auditor, manajer perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di antara mereka yang dapat mengambil keuntungan dari XBRL termasuk vendor software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan dan industri teknologi informasi.
Selain yang disebutin di atas, manfaat lain dari XBRL adalah sebagai berikut :
1.      Pengolahan data otomatis
XBRL akan mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan untuk menginput data secara manual ke dalam aplikasi seperti Excel untuk mentransfer data ke media elektronik seperti website atau blog. Karena komputer dapat membaca perintah (tag) dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena dengan menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis dengan cepat dan akan disorot secara otomatis.
2.      Pengatur pelaporan keuangan
Pada bulan Mei 2008, SEC mewajibkan semua perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk mengajukanlaporan keuangan mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan yang akan memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan meningkatkan integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkn untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk investor. XBRL juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan dalam keuntungan dan kerugian laporan keuangan.
3.      Penghematan biaya
Sebelum adanya XBRL, baha pemrograman yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum keputusan SEC, perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka dengan menggunakan HTML, spreadsheet atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan dalam menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya XBRL diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika biaya ini dipindahkan ke investor, maka penghematan keuangan yang dihasilkan oleh baha pemrograman  baru ini kan direalisasikan secara luas.
4.      Kemampuan multi-bahasa
XBRL dapat membaca dan memahami data yang dikirim antara berbagai komputer dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat dibaca oleh komputer. Software dan yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat dan efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu mereka untuk meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus pada memvalidasi keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami data yang dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
5.      Menghemat waktu
Salah satu manfaat terbesar untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah satu contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan memakan waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi dalam waktu persekian detik.
6.      Analisis data
User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk memvalidasi data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat menganalisa data dan masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor atau akuntan dapat meneliti lebih dalam lagi apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam membuat lapran keuangan yang berdampak pada perusahaan, pasar modal dan komutitas global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman lebih cepat da lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik dan secara signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.
2.3  Cara kerja XBRL
XBRL terdiri dari tiga komponen utama yaitu spesifikasi, dokumen instance dan taksonomi. Spesifikasi menyediakan teknis fundamental bagaimana XBRL bekerja. Dokumen mirip dengan pemrograman dari pembaca kode bar. Dokumen instance berisi "kode" untuk tag dan struktur. Dokumen instance dibangun dari kombinasi spesifikasi XML dan XBRL, disusun untuk menghasilkan akuntansi standar lokal yang diformat ke dalam laporan keuangan. Dokumen menyediakan data tambahan struktur untuk mesin pengenalan dan mudah dibaca manusia. Sedangkan Taksonomi adalah kamus yang digunakan oleh XBRL. Taksonomi mendefinisikan tag khusus untuk masing-masing item data. Taksonomi yang berbeda akan diperlukan untuk tujuan berbeda pelaporan keuangan.
XBRL merupakan anggota dari keluarga bahasa berdasarkan XML, atau Extensible Markup Language, yang merupakan standar untuk pertukaran data elektronik antara perusahaan melalui internet di seluruh dunia. Dalam XML, tag diidentifikasi kemudian diterapkan pada item data sehingga mereka dapat diproses secara efisien oleh perangkat lunak komputer.
XBRL adalah versi terkuat dan fleksibel dari XML yang telah ditetapkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. Hal ini memungkinkan tag yang diidentifikasi untuk diterapkan pada item data keuangan, seperti 'laba bersih'. Namun, ini lebih dari pengidentifikasi sederhana. XBRL menyediakan berbagai informasi tentang item tersebut, seperti apakah itu persentase atau fraksi. XBRL merupakan label dalam bahasa apapun yang akan diterapkan beserta referensi akuntansi atau informasi lainnya.
XBRL dapat menunjukkan bagaimana item yang terkait satu sama lain, dengan demikian item-item tersebut dihitung. Hal ini juga dapat mengidentifikasi apakah mereka jatuh ke kelompok tertentu untuk tujuan organisasi atau presentasi. Yang paling penting, XBRL extensible yang mudah, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya dapat beradaptasi untuk memenuhi berbagai persyaratan khusus.
Struktur kaya dan kuat dari XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh software. Hal ini mendukung semua tugas standar yang terlibat dalam menyusun, menyimpan dan menggunakan data bisnis. Informasi tersebut dapat dikonversi menjadi XBRL oleh proses pemetaan yang cocok atau dihasilkan dalam XBRL oleh software. Hal ini kemudian dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer, atau diterbitkan untuk bisa dilihat oleh semua yang membutuhkan.
Yurisdiksi nasional memiliki peraturan akuntansi yang berbeda, sehingga masing-masing memiliki taksonomi tersendiri untuk pelaporan keuangan. Organisasi yang berbeda, termasuk regulator, industri tertentu atau bahkan perusahaan, juga mungkin memerlukan taksonomi untuk menutupi kebutuhan bisnis pelaporan mereka sendiri. Sebuah taksonomi khusus juga telah dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam organisasi. Itu adalah taksonomi GL.
Sebagian besar pengguna XBRL mungkin tidak menyadari infrastruktur teknis yang mendasari bahasa pemrograman XBRL. Namun, perangkat lunak perusahaan, seperti penyedia software akuntansi, perlu mempertimbangkan XBRL dan fitur-fiturnya ketika memproduksi produk tersebut.
2.4  Studi Kasus : Implementasi XBRL di Hong Kong
Berbisnis di industri keuangan dan akuntansi harus mengintegrasikan data keuangan menjadi standar umum karena pada data yang sama setiap orang ataupun organisasi memiliki pendapat yang berbeda-beda. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah merekrut orang untuk membantu mereka dalam melakukan konversi. Namun ini membutuhkan biaya yang sangat besar jika hal itu dilakukan secara manual. Jadi organisasi pemerintah seperti Securities and Futures Commission (SFC) dan  Hong Kong Stock Exchange (HONG KONGEx) mulai mempromosikan XBRL di Hong Kong.
Pada bulan April 2005, Preparatory Working Group (PWG) didirikan dengan dukungan SFC dan HONG KONGEx dengan mengembangkan teknologi di Hong Kong, tujuannya untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL untuk pelaporan keuangan. Hal ini juga membutuhkan waktu yang lama untuk pengembangan XBRL di Hong Kong. Pada saat yang sama, PWG akan  kerjasama dengan Yurisdiksi XBRL di seluruh dunia sehingga Hong Kong tidak akan tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Selain itu, PWG telah meluncurkan beberapa workshop dan pelatihan kepada industri yang berbeda untuk mempromosikan penggunaan format standar karena ada industri yang belum mengenal XBRL sebelumnya.
Pada bulan Agustus 2005, PWG telah bekerja sama dengan Microsoft Hong Kong Ltd dan Fujitsu Hong Kong Ltd untuk mengatur beberapa workshop. Kedua perusahaan tersebut mengadopsi XBRL di Hong Kong dan PWG ingin organisasi lain mengikuti apa yang telah mereka kerjakan. Pada bulan Novemer 2005, PWG telah memegang Second XBRL PWG Sharing Forum dan Progress Update yang bertujuan untuk memberikan updetan terbaru tentang bagaimana XBRL telah dikembangkan di Hong Kong dan para partisipan dapan lebih memahaminya. PWG juga kembali mengadakan kegiatan untuk mempromosikan penggunaan XBRL. Pengembangan taksonomi XBRL karena keterampilan yang relatif baru di Hong Kong. Namun dalam survei, telah ditemukan bahwa masih banyak perusahaan yang tidak tau apa itu XBRL. Namun dalam tahun 2007-2008, PWG telah berhenti melakukan promosi XBRL di Hong Kong sejak ekonomi di Hong Kong melemah.
Dengan demikian Hong Kong tidak menyerah untuk mengembangkan XBRL di negaranya. Adapun pelaksanaan Closer Economic Partnership Arrangement (CEPA) yang berada di bawah aturan World Trade Organization (WTO) dalam sebuah perjanjian perdagangan bebas mampu mengembangkan XBRL di Hong kong dan di China. Dengan diperkenalkannya CEPA, dapat menarik nilai-tambah produk atau jasa yang akan berlokasi di Hong Kong dan mendorong UKM ke perjalanan bisnis ke Hong Kong dengan pengeluaran yang baik. CEPA dapat mengimplementasikan XBRL di Hong Kong karena beberapa orang pergi ke luar daerah (khususnya ke daratan China) untuk mendirikan usaha mereka sementara orang-orang ini juga menjalankan bisnisnya di Hong Kong, mereka harus berkomunikasi satu sama lain secara efektif. Pertukaran dokumen tersebut kemudian diminta untuk memiliki informasi terbaru dan konsisten.
Namun, jika laporan keuangan mereka tidak standar dan mereka menggunakan format yang berbeda untuk menyajikan informasi mereka, hal ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan untuk kedua operasi di Hong Kong dan di China. Oleh karena itu XBRL dapat membantu mereka untuk membakukan laporan kauangan sehingga kedua belah pihak dapat memahami bisnis pihak lain. Selain itu, CEPA dapat memperkuat peran Hong Kong sebagai keuangan intetrnational pusat China.
Globalisasi juga merupakan salah satu faktor dalam pelaksanaan XBRL di Hong Kong. Globalisasi adalah proses yang memanfaatkan sumber daya di wilayah di seluruh dunia tetapi tidak hanya produksi lokal. Orang-orang bisnis mencoba untuk menemukan tempat untuk membuat produk mereka dengan biaya rendah dan mengatur produksi pabrik di sana. Oleh karena itu, banyak perusahaan akan mengglobalisasikan usahanya untuk mengurangi biaya dan mendapatkan keuntungan lebih. Dengan globalisasi, orang-orang dari berbagai negara mulai memiliki perdagangan dan komunikasi satu sama lain. Salah satu caranya adalah bergabung dengan WTO.
Dalam perjanjian WTO, ada penurunan tarif besar di antara anggota WTO. Hong Kong akan bertindak sebagai perantara antara negara-negara asing dan daratan Cina. Sebagai akibatnya, banyak membawa peluang bisnis untuk Hong Kong dan Cina. Namun dalam bisnis yang sudah menyeluruh, komunikasi menjadi salah satu hambatan karena mereka tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa bisnis umum. Laporan keuangan ditulis dalam presentasi yang berbeda, maka dibutuhkan para ahli untuk menerjemah laporan tersebut namun membutuhkan baiya yang sangat mahal. Untuk memecahkan masalah ini maka dibutuhkan XBRL sebagai solusinya. XBRL juga memiliki fungsi untuk memfasilitasi operasi perusahaan. Ketika sebuah perusahaan ingin mendapatkan informasi dari laporan keuangan, hal itu tidak dapat dilakukan dengan laporan yang disiapkan secara manual atau bahkan beberapa laporan keuangan elektronik. Sebaliknya, jika laporan keuangan disusun oleh XBRL, perusahaan bisa mengekstrak setiap informasi yang mereka inginkan.
Oleh karena itu, XBRL dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan laporan dengan menggunakan data yang menyimpan dalam format yang berbeda. Ketika sebuah perusahaan mempersiapkan laporan dengan menggunakan XBRL, masing-masing item tersebut akan diberikan dengan tag, dan perusahaan akan memasukkan tag XBRL ke dalam sistem perangkat lunak mereka yang menyediakan dengan taksonomi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memiliki referensi silang dengan sistem internal mereka sendiri dan membuat istilah-istilah dalam perusahaan yang berbeda menjadi lebih dimengerti dan sebanding. Ini mengurangi biaya saat kembali memasukkan data ke dalam sistem dan resiko memasukkan data yang salah ke dalam sistem.
Tanpa China masuk ke WTO, Hong Kong tidak memiliki peluang baru seperti dibandingkan dengan sebelumnya. Hong Kong, sebagai pusat perdagangan dunia dan keuangan, penerapan XBRL sanagt penting untuk meningkatkan operasi bisnis. Kedua faktor di atas telah memberikan kontribusi bagi kebutuhan adopsi XBRL di Hong Kong.

BAB III
PENUTUPAN
3.1  Kesimpulan.
XBRL adalah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mengekspresikan bisnis pelaporan keuangan. Hal ini memfasilitasi pertukaran otomatis yang dapat diandalkan oleh informasi bisnis dengan menggunakan perintah (tag) yang biasa digunakan di internet. Dukungan dari AICPA menjadi ujung tombak pengembangan XBRL dengan tujuan menyediakan standar berbasis XML bahasa untuk laporan bisnis digitalisasi di sesuaikan dengan aturan akuntansi di setiap negara di seluruh dunia.
Penggunaan XBRL akan memberikan manfaat yang besar dalam persiapan, analisis, dan komunikasi informasi bisnis melalui penghematan biaya, efisiensi yang lebih besar, dan kehandalan yang ditingkatkan untuk semua pihak yang terlibat dalam penyediaan atau menggunakan data keuangan. XBRL menjadi standar sarana mengkomunikasikan informasi antara bisnis dan melalui Internet.
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi (TI), tapi lebih dari itu adalah kesiapan standarisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group (PWG) untuk pengembangan suatu standar global yang berkembang untuk komunikasi elektronik data bisnis dan keuangan di Hong Kong. PWG dibentuk atas dasar sukarela yang bertujuan untuk mengambbil langkah maju perkembangan XBRL di Hong Kong. Perkembangan di Hong Kong masih pada tahap awal, namun pengaruhnya pada industri akuntansi tidak bisa dihindari.
Dalam kasus implementasi Hong Kong di atas bahwa XBRL mempengaruhi pembagian informasi antara Hongkong dan China dalam operasi pasar modal, akuntansi dan bisnis cabang yang berbeda. XBRL dapat membantu format standarisasi laporan keuangan, selain itu XBRL dapat meminimalkan kesenjangan antara standar akuntansi di Hong Kong dan standar akuntansi internasional.


DAFTAR PUSTAKA

________. XBRL Educational Resource Center at Bryant University, in : http://www.xbrleducation.com/edu/intro.htm
________. 2002. Corporate Reporting and the Internet: Understanding and Using XBRL. FEI Research Foundation.
Ng Vincent. 2007-2008. Implementation and Acceptance of XBRL in Hong Kong and Mainland China. XBRL Academic Competition.
Campbell Rhonda. The advantages of XBRL, in : http://www.ehow.com/about_5066285_advantages-xbrl.html
Oxley Doug . 2006. Hong Kong Institude of Accrreditated Accounting Technicians, in : www.hkaat.org

Senin, 01 Oktober 2012

Tugas OR 1


Nama   : Filona
NPM   :  22210783
Kelas   : SMAK04
PT Batu Gede memproduksi kain jadi yaitu kain sutera dobby dan kain tenun warna. Keuntungan dari kedua jenis kain tersebut yaitu 50 ribu per meter untuk kain sutera dobby dan 35 ribu per meter untuk tenun warna. Untuk membuat kedua kain tersebut masing-masing dibutuhkan bahan baku berupa 18 kg dan 15 kg per hari benang sutera raw silk serta 16 kg dan 12 kg per hari untuk benang sutera thrown silk dan dibutuhkan 8 jam untuk pembuatan kain sutera dobby serta 6 jam kerja untuk pembuatan kain tenun warna. Sedangkan ketersediaan bahan baku untuk benang sutera raw silk 50 kg, benang sutera thrown silk 35 kg dan tenanga kerja yang tersedia 50 jam. Tapi dari pihak manajemen menginginkan 30 meter per hari kain tenun warna yang di produksi. Jadi, untuk memaksimalkan keuntungan, berapa banyak jumlah kain dari setiap jenis produk yang harus diproduksi setiap hari?
Jawab :
1.      Variabel keputusan
X1 = kain sutera dobby
X2 = kain tenun warna
2.      Fungsi tujuan
Zmax = 50X1 + 35X2
3.      Fungsi kendala
1.      18X1 + 15X2 ≤ 50
2.      16X1 + 12X2 ≤ 35
3.      8X1 + 6X2 ≤ 50
4.      X2 ≥ 30 

Rabu, 20 Juni 2012

Biaya Dana



Dilihat dari gambar diatas bahwa di sisi Assets merupakan penyalur dana (pengguna dana) sedangkan pada sisi Liabilities adalah penghimpun dana (sumber dana), artinya sumber dana dari masyarakat untuk keuntungan bank. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun, maka akan menguntungkn bank itu, begitu juga sebaliknya. Seluruh dana bank yang ada memiliki nilai dan harga yang dicerminkan dengan tingkat suku bunga. Misal pada deposito ada tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh bank ke pinjaman-pinjaman berupa obligasi seperti call money. Namun pada Capital terdapat dua profit yaitu ada yang ditahan untuk kegiatan operasional (modal) dan ada yang dibagikan untuk share/deviden.

Besar biaya yang dikeluarkan terhadap simpanan masyarakat disebut biaya dana. Dari sumber dana yang paling besar adalah deposit, kemudian capital dan terakhir securities. Deposit menjadi tolok ukur karena memiliki dana yang paling besar, itu berarti dana ini harus ditutupi dari kegiatan operasi.  Kegiatan operasi selanjutnya yang memberikan keuntungan paling besar adalah loan, kemudian other assets lalu securities disusul oleh cash reserves. Cash reserve sangat kecil, sebab cash reeserve akan memberi keuntungan jika bank dapat memberikan call money. Namun Loan danSecurities lebih menguntungkan lewat obligasi dan stock (pasar modal) jika menang vendor. Atau keuntungan dari pasar uang lewat valas atau forex. Misalkan : bank memiliki kurs jual dan kurs beli, kurs jual $9.850 dan kurs beli $9.350, artinya bank beli seharga $9.350 dan ketika ada yang mau membeli harga menjadi $9.850 memiliki selisih $500 yang disebut Increassing Wallet Shares.

Increassing Wallet Shares yaitu terapan untuk menggali dana dari masyarakat, baik masyarakat yang menyimpan uang maupun yang meminjam uang. Untuk dapan menerapkan Increassing Wallet Shares , loan dan deposit harus dibesarkan, karena semakin banyak nasabah maka akan semain baik, misalkan saja,  bank lebih suka meminjamkan Rp1.000 ke 100 nasabah dibandingkan bank meminjamkan Rp100.000 ke 1 nasabah, ini disebut Legal Lending Limited (aturan loan).

Deposito dan loan sangat berpengaruh bagi pemerintah, makanya pemerintah mengaatur ketat mengenai loan. Bank tidak boleh banyak beroperasi di securities sebab ekonomi nantinya bisa mandek karena kegiatan di pasar modal dan pasar uang bukan bank dan pasar industri. Sehingga bank harus lebih banyak beraktivitas di sektor loan. Maka muncullah aturan-aturan loan seperti LDR, KUK, LLL dan kolektibilitas kredit. Kolektibilitas kredit adalah kemampuan bank untuk menghimpun kreditnya (menghitung kredit macet), dan harus dihitung proporsinya jika semua orang meminjam uang otomatis kreditnya tidak lancar. Jika macet, loan tidak bisa menutupi keuntungannya di deposit maka bank harus mencari keuntungan lain di Securities (pasar modal dan pasar uang).


Ketika ada masyarakat surplus dan masyarakat minus melewati bank, berarti masyarakat menyimpan uang dan bank meminjamkan uang ke masyarakat. Jika langsung lewat pasar modal melalui stock dan obligasi, lewat pasar modal bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan, karena dari stock bisa dapat deviden dan capital gain.

Contoh pada grafik pasar modal di bawah. 1 slot  saham  harganya 10.890 jam 10.30 tgl 5 juni, kemudian harganya menjadi 12.890 jam 14.10 tgl 5 juni. Terdapat selisiih 2000, jika dijual disebut dengan capital gain. Jika belum dijual itu disebut potensial gain.
Pada grafik Istilah Bearish adalah penurunan sedangkan Bullish adalah kenaikan. Jika disaat 12.890 berharap nilainya bisa naik lagi, maka ditahan (hedge) dititik itu agar tidka dijual. Namun kenyataannya nilainya terus menurun, maka dia mengalami potensial loss. Syarat untuk menahan (hedging) harus memiliki cukup modal karena sudah mengalami rugi 7000. Proses ini jarang terjadi di pasar modal, biasanya ini terjadi di pasar uang, karena ini hitungannya masih jam, kalo di pasar uang hitungannya sudah detik dan menit.

Kalau di pasar modal belinya saham, tapi kalau di pasar uang yang dibeli adalah indeks/nilai. Di Pasar Modal juga ada, namanya beli index. Index-index yang sering dibeli ini diambil dari saham-saham Blue Chip (saham yang paling aktif di Pasar Modal), yaitu Dou Joes index dan hang seng index. Ukuran aktif itu adalah sahamnya memberikan prospek yang lebih baik.

Pada grafik Istilah Bearish adalah penurunan sedangkan Bullish adalah kenaikan. Jika disaat 12.890 berharap nilainya bisa naik lagi, maka ditahan (hedge) dititik itu agar tidka dijual. Namun kenyataannya nilainya terus menurun, maka dia mengalami potensial loss. Syarat untuk menahan (hedging) harus memiliki cukup modal karena sudah mengalami rugi 7000. Proses ini jarang terjadi di pasar modal, biasanya ini terjadi di pasar uang, karena ini hitungannya masih jam, kalo di pasar uang hitungannya sudah detik dan menit.

Kalau di pasar modal belinya saham, tapi kalau di pasar uang yang dibeli adalah indeks/nilai. Di Pasar Modal juga ada, namanya beli index. Index-index yang sering dibeli ini diambil dari saham-saham Blue Chip (saham yang paling aktif di Pasar Modal), yaitu Dou Joes index dan hang seng index. Ukuran aktif itu adalah sahamnya memberikan prospek yang lebih baik.

Jika di pasar uang, dapat keluar masuk pasar dari mana saja, isi terjadi di valas/forex. Seperti pada grafik, bisa di 12.890 beli atau di 7.890 atau 10.890. artinya lembaga keuangan punya fleksibilitas tinggi karea bisa main di sisi securities tetapi hars memenuhi LDR juga.
Besar loan yang disalurkan membuat LDR semakin besar, begitu juga sebaliknya. Ekspansi kredit untuk meningkatkan loan, bank harus berusaha menjual produknya hingga mendapatkan loan yang besar. Seperti gambar di atas, bank A lebih besar ekspansinya dari bank B, berdaasarkan tolok ukur presentase LDR. Jika ada bank melakukan ekspansi kredit diharapkan loan ditingatkan (LDR juga meningkat), kalo rekapitulasi berarti capital bertambah dan mungkin menurunkan LDR, tetapi kalau loan nya juga tidak signifikan. Ada pengaruh antara rekapitalisasi terhadap profit. Sebelum ke profit, masuknya ke LDR dulu, melihat bagaimana posisi LDR nya.  Sehingga munculah Net Interest Margin (NIM) mengenai interest spread yaitu kegiatan operasional, melihat margin dari interestnya. Margin interest nya ini dari volume loan dan volume deposit beserta tingkat bunganya. Dua hal yang berpengaruhi dalam penentuan profit dalam operasional bank yaitu volume deposit & volume loan dan tingkat bunganya.

Minggu, 10 Juni 2012

Hubungan Agency Dengan Loan to Deposit Ratio



Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Tujuan kredit itu sendiri adalah untuk mendapat profitability yang aman dan bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of development yaitu  sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Oleh karena itu salah satu kegiatan operasional bank yang digunakan untuk menyalurkan dana kepada masyarakat sebagai bentuk intermediasi yaitu dengan pemberian kredit.

Dalam rangka mendorong masyarakat menggunakan dana bank melalui fasilitas kredit  ini kemudian bank banyak bekerjasama dengan lembaga-lembaga independent seperti leasing ataupun agency, yang berusaha menyediakan dana kepada masyarakat dengan persyaratan pinjaman yang lebih mudah. Seperti halnya agency yang berusaha meningkatkan kredit melalui pemberian pinjaman berupa uang kepada masyarakat dengan cara yang lebih mudah dibandingkan dengan melakukan pinjaman langsung kepada bank. Namun, dengan konsekuensi tingkat bunga yang lebih tinggi.

Dalam Operasional Perbankan banyak usaha yang dilakukan untuk mencari indikator penting dan strategi guna mengukur tingkat kinerja suatu bank. Berkenaan dengan hal tersebut maka untuk mengetahui sampai seberapa besar tingkat ekspansi kredit yang dilakukan bank adalah dengan melihat nilai rasio kredit terhadap simpanan dana pihak ketiga yang dikenal dengan istilah Loan to Deposit Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat sert modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang tela didistribusika ke masyarakat.
Oleh karena itu, semakin banyak jumlah kredit yang diberikan maka semakin tinggi pula LDRnya, berlaku juga kebalikannya. Ini juga memperlihatkan bahwa jumlah kredit yang diberikan dari LDR tinggi maka jumlah laba yang diterima oleh bank dari pendapatan bunganya pun akan semakin tinggi.

Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana berupa simpanan dari masyarakat, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah kemampuan likuiditas bank.  
Sangat tidak wajar apabila bank sampai menyalurkan dana melebihi dana yang diterimanya pada setiap tahun. LDR mempunyai peranan yang sangat penting sebagai indikator yang menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang dilakukan bank sehingga LDR dapat juga digunakan untuk mengukur berjalan tidaknya suatu fungsi intermediasi bank.
Batas aman LDR suatu bank secara umum adalah sekitar 81%-100%. Sedangkan menurut ketentuan bank sentral, batas aman LDR suatu bank adalah 110%. Dalam arti apabila LDR di atas 110 persen berarti likuiditas bank kurang baik karena jumlah DPK (giro, tabungan, dll) tidak mampu menutup kredit yang disalurkan sehingga bank harus menggunakan dana antarbank (call money) untuk menutup kekurangannya. Dana dari call money bersifat darurat, sehingga Bank tidak menggunakan dana semacam itu untuk membiayai kredit.

Fungsi LDR

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain :
·         Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
·         Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
·         Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
·         Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.

Rumus LDR



Penyebab LDR Rendah

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbankan nasional pernah mengalami kemerosotan jumlah kredit karena diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan obligasi rekapitalisasi. Begitu besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem perbankan di satu sisi dan semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke perbankan, maka upaya ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh tahun terakhir sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.

Agency

Agency adalah suatu lembaga keuangan non bank yang bertugas menyediakan jasa kredit kepada masyarakat dengan jaminan lebih ringan daripada bank.. Agensi memberikan pinjaman berupa uang kepada masyarakat dengan syarat yang lebih mudah dibandingkan dengan melakukan pinjaman langsung kepada bank dengan konsekuensi tingkat bunga yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pinjaman yang diberi oleh agency adalah  kredit konumtif, yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif (konsumsi masyarakat), seperti kartu kredit.

Agency kartu kredit

Agency yang dibentuk oleh bank penerbit kartu kredit (Card Issuer) untuk memasarkan produk kartu kredit mereka ke masyarakat. Untuk pemasarannya agancy akan merekrut dan menugaskan para agen-agen kartu kredit mereka ke masyarakat. Pada dasarnya, perusahaan agensi bukan saja tergantung pada pinjaman tunai maupun kartu kredit saja tetapi juga obligasi dan berbagai produk bank lainnya, tergantung produk yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan serta kerjasama antara pihak bank dan perusahaan agensi. Banyak bank yang menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga non bank ini, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas bank.

Hubungan Agency dan LDR
Untuk meningkatkan rasio LDR, maka bank harus meningkatkan tingkat penyaluran kreditnya. dengan cara menaikkan agency sehingga bank tumbuh pesat karena indonesia termasuk conumer loan. Dengan kata lain, peningkatan agency akan membuat jumlah kartu kredit yg beredar dimasyarakat juga meningkat sehingga bank akan menyalurkan dana berupa pemberian kredit ke masyarakat yang mengakibatkan LDR naik.

Referensi :

Jurnal Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Loan To Deposit Ratio dan Dampaknya Pada Pendapatan Bunga Bank oleh  Iman Pirman Hidayat  dan Hana Hujaemah.