Selasa, 20 Desember 2011

Income pada Pembangunan PLTN di Jepara


Secara garis besar, masyarakat Indonesia terutama kalangan industri antusias dengan rencana pemerintah untuk mendirikan pembangkit tenaga nuklir (PLTN) khususnya masyarakat Jepara, karena secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian bangsa dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru selama beberapa dekade ke depan.
Tenaga nuklir diharapkan bisa menjadi sumber energi masa depan Indonesia. Karena tenaga nuklir memiliki manfaat yang sangat banyak. Dengan adanya tenaga nuklir, diyakini bisa menambah pasokan listrik di Indonesia, terutama di pulau padat penduduk seperti yang ada di pulau Jawa. Serta dapat menambah pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
Y = C + I + G + (X – M)
 






Seperti yang terlihat pada rumus, bahwa pendapatan nasional (Y) akan naik apabila konsumsi (C), investasi (I) dan pemerintah (G) juga naik. Dalam hal ini, sektor perusahaan (PLTN) akan memberikan pendapatan kepada berbagai jenis sumber daya, yaitu tenaga kerja mendapat upah gaji, tanah mendapat sewa, modal mendapatkan bunga dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Dengan adanya PLTN di Jepara, masyarakat Jawa Tengah khususnya tidak lagi kesulitan untuk malasah listrik, karena dengan harga murah masyarakat akan lebih banyak mengkonsumsi tenaga listrik dari PLTN daripada menggunakan diesel yang harganya tinggi. Kemudian investasi juga akan meningkat karena investor akan banyak yang masuk ke Jepara dengan mengembangkan sektor pengolahan hasil peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan, industri dan lainnya. Dengan kata lain investor menyediakan banyak peluang lapangan kerja yang bermanfaat untuk mengurangi jumlah pengangguran daerah yang semakin meningkat dan menyebabkan pendapatan nasional juga meningkat. Di sini, peran pemerintah sangatlah penting untuk meningkatkan pendapatan nasional karena pemerintah sebagai penguasa yang memberikan izin beroperasi.
Karena minimnya bahan baku untuk Pembangkit Litrik Tenaga Nuklir di Indonesia, PLTN Indonesia mengambil dari pasar dunia karena harganya lebih murah. Hal ini dapat membuat nilai ekspor indonesia lebih kecil dari pada impor ( X < M) serta akan membesarkan budget deficit  perdagangan luar negeri akibat nilai ekspor lebih rendah dibandingkan nilai impor, ini yang menyebabkan pendapatan nasional turun­. Dengan kata lain, jika adanya budget deficit pemerintah akan melakukan pengeluaran yang sangat besar untuk menutupi itu. Jika pengeluaran lebih besar dari pajak yang didapat ( Y > T) , maka pemerintah harus mencari pinjaman ke masyarakat dengan menjual surat utang negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar